Total Tayangan Halaman

Kamis, 05 November 2009

Merespon Wacana Islam dan Demokrasi

CATATAN INTERNATIONAL CONFERENCE
ISLAM, DEMOCRACY, AND GOOD GOVERNANCE IN INDONESIA


Konferensi Internasional dengan tema Islam democracy and good governance in Indonesia yang telah dilaksanakan atas kerjasama IAIN Walisongo dan Universitas Leiden Belanda. Banyak hal yang menarik pada konferensi internasional ini di antaranya :

1.Problem Pemaknaan Demokrasi
Dalam perspektif Islam, demokrasi tidak ditemukan dalam khazanah Islam, karena demokrasi hanya berdasarkan pada pemikiran manusia semata, sedangkan Islam sebagai sebuah agama adalah sebagai seperangkat ajaran yang tidak saja mengatur politik tetapi mengatur pola hidup manusia dari dunia hingga akhirat. Namun bukan berarti Islam dan demokrasi sebagai sesuatu yang bertentangan.
Di kalangan umat Islam sekarang ini terdapat dua sikap ekstrim dalam pemahaman Islam dan demokrasi. Pertama, pemahaman yang didasari pada pemahaman yang sangat bebas terhadap ajaran-ajaran Islam. Kelompok ini sangat terbuka dengan pemikiran-pemikiran baru dan konteks sosial politik yang melatar belakanginya, dan bahkan terkesan meninggalkan teks-teks ajaran klasik yang termaktub dalam al-Qur'an dan al-Sunnah.
Sikap ekstrim kedua, adalah pemahaman yang didasarkan atas emosi keagamaan dan kepatuhan yang berlebihan bahkan dianggap mempunyai otoritas keagamaan yang mutlak kepada seseorang, sehingga kebenaran dianggap hanya ada pada golongan tertentu. Penalaran dengan akal sehat tidak mendapatkan porsi yang layak, sehingga banyak ajaran agama yang difahami secara sempit oleh kelompok yang kedua ini.
Dua fenomena pemahanan mensisakan PR kepada kita, agar IAIN bisa mengambil peran untuk mendamaikan sekaligus merumuskan pemahaman yang moderat, yang berdasarkan pada penalaran yang seimbang terhadap konsep-konsep keagamaan.

2. Kontekstualisasi Konsep Islam, Demokrasi dan Good Governance di Indnesia.
Berbagai pemikiran dan perilaku politik mewarnai makalah-makalah dan seminar selama konferensi internasional berlangsung. Ada 17 sub bahasan yang membahas tema-tema krusial yang berhubungan dengan tema Islam, demokrasi dan GG di Indonesia.
Dari segi konsep pola hubungan islam dan demokrasi menyuguhkan warga moderat dalam konteks wacana relasi islam dan politik di Indonesia. Seminar merespon juga eksistensi politik Islam di dunia internasional, seperti Islam and The West, dan beberapa pengalaman relasi Islam dan politik di berbagai Negara seperti India, Pakistan dan Australia.

3. Beberapa hambatan dalam merealisasikan relasi Islam, Demokrasi dan Good Governance di Indonesia.
Sebagai sebuah konsep, "Islam demokrasi dan good governance" tidak bisa berjalan mulus tanpa ada hambatan yang merintangi. Banyak eksplorasi makalah yang menampilkan tentang hambatan sekalgus solusi membumikan Islam dan Politik di Indonesia.
Makalah tentang hukum Islam di Indonesia yang menyita perhatian sebagian peserta menyampaikan beberapa hambatan penerapan hukum Islam di Indonesia, di antaranya: Tradisi hukum Islam kolonial misalnya, menjadi sangat kuat di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Hingga saat ini hukum Islam tidak saja sebagai sumber authoritative hukum poistif di Indonesia tetapi juga sumber persuasive di Indonesia.

4. Rekomendasi International Converence
IAIN dan PTAIN/PTAIS lainnya mempunyai tugas utama dalam mewujudkan center for exccellen bagi studi-studi Islam umumnya dan khususnya tentang studi tentang Islam dan demokrasi. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang serius baik dalam bentuk insidental sepesrti konferensi, seminar dan diskusi. Tetapi lebih dari itu perlu disiapkan wadah khusus yang mengkaji tentang Islam dan demokrasi dalam sebuah kajian permanen dalam institusi IAIN. Program studi Islam dan Demokrasi akan sangat bermanfaat apabila diwujudkan di Pascasarjana. Tidak saja menjadi center of exxellen bagi studi hukum Islam tetapi juga bagi studi-studi Politik dan Demokrasi yang unggulan.

Kampus III Ngalian, 6 Nopember 2009

2 komentar:

AMIN PURWANTO mengatakan...

demokrasi berasal dari dua kata yaitu demos dan cratein.untuk mudahnya demokrasi didenfinisikan sebagai pemerintahan dari dan oleh rakyat. dalam sebuah pemerintahan demokrasi ditandai dengan kekuasaan tertinggi yang berada ditangan rakyat.di inonesia paham demokrasi bergulir pasca reformasi 1998, ditandai dengan digulingkannya rezim soeharto ( orde lama ).perkembangan selanjutnya banyak kalangan yang memahami demokrasi dari berbagai sudut, sehingga munculah beberapa aliran yang berlainan satu sama lain. kaum muslim sebagai mayoritas penduduk Indonesia pun punya cara pandang yang berbeda mengenai demokrasi. seperti telah disebutkan pada tulisan " problem pemahaman demokrasi " tentang dua hal ekstrem kaum muslim indonesia dalam memahami demokrasi.
bersambung.......

amin purwanto d3 perbankan syariah iain walisongo semarang

AMIN PURWANTO mengatakan...

lanjutan
kita tidak perlu menyalahkan sekelompok orang yang memahami demokrasi dengan emosi keagamaan yang tinggi begitu juga dengan orang orang yang mengggunakan akal fikiran secara mutlak. Allah SWT telah menurunkan agama islam sebagai suatu agama yang sempurna, itu artinya islam tentu dapat digunakan secara fleksibel untuk mengatasi masalah kehidupan yang ada.
termasuk demokrasi sebenarnya pun sudah diajarkan dalam islam. nabi muhamad Saw selalu mengajarkan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. dalam kaitanya status manusia dalam islam telah disamakan kedudukanya kecuali amalnya.islam pun tida melarang untuk berpendapat.dan ham yang digemborgemborkan di as pun sudah diajarkan pada zaman nabi.
bersambung......