Total Tayangan Halaman

Senin, 20 September 2010

BELAJAR MENGEMBAN AMANAH

(Kampus, justisia.com) – Suhu konstelasi politik Pemilihan Dekan (Pildek) Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo akhirnya mencapai titik didih. Selasa, (31/8) senat Fakultas Syari’ah mengadakan rapat senat tertutup di ruang sidang Fakultas Syari’ah lantai dua. “Karena sidang tertutup maka selain anggota senat tidak diperbolehkan masuk ke ruang sidang,” tutur salah satu panita, Anang, ketika dikonfirmasi justisia.com.

Ia menyambung, “awal rapat terjadi tarik ulur dalam pembahasan Tata Tertib (Tatib),” katanya. “Pembahasan tatib saja alot, karena statuta dirasa masih mengambang,” lanjut bapak berkumis ini.

Dari pantuan, suasana rapat terlihat sangat menegangkan. Dosen yang tidak termasuk anggota senat pun tidak diperbolehkan masuk ke ruang sidang. Tak lama kemudian Antin Latifah, anggota paniti keluar. “Secara aklamasi pak Imam yang jadi,” tuturnya. Menyusul Antin kemudian anggota senat yang lain juga ikut berhamburan keluar.

Terlihat beberapa anggota senat yang lain masih berjabat tangan sambil berpelukan. Lalu, keluar berpapasanlah dengan Muhyidin, sebagai mantan dekan periode kemarin. Kemudian berjabat tangan sambil saya dipeluk (wah pak pertama kalinya saya dipeluk seorang dekan). Sangking terburu-buru ingin segera mendapatkan info yang valid tentang kemenangan kemudian justisia.com menghampiri Maksun, sebagai ketua sidang. “Meskipun hasil rapat belum fiks, tapi sekiranya rapat sudah bisa menetapkan siapa yang berhak melenggang ke kursi dekan,” bilangnya.

Setelah mempertimbangkan hasil rapat maka dekan Fakultas Syari’ah menetapkan secara aklamasi memilih Imam Yahya menjadi dekan periode 2010-2014. Itu kurang lebih point penting surat keputusan dekan yang diperoleh dari hasil rapat senat tertutup. Dari situ secara aklamasi Imam Yahya berhak melenggang ke kursi dekan melanjutkan estafet perjuangan Muhyidin.[justisia/ol/cep]

Tidak ada komentar: