Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 Januari 2011

Magang di lembaga keuangan syariah: MENUMBUHKAN ENTERPRENEURSHIP DI DUNIA KERJA

Oleh : Imam Yahya
(Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, Sekretaris Pengurus KJKS BMT Walisongo Semarang)

Ketika dunia kerja di Lembaga Keuangan Syariah semakin menggembirakan, muncul pertanyaan dari para aktifis Ekonomi Islam tentang rendahnya gerakan ekonomi Islam di kalangan para aktifis ekonomi Islam. Banyak diantara kita yang menganggap bahwa ekonomi Islam tidak lebih dari sistem ekonomi yang berbeda dengan ekonomi konvensional semata. Bahkan lebih parah lagi banyak para pegiat ekonomi syariah yang melafalkan produk-produk syariah masih belum pas, mudhorobah yang tulisannya mudharabah, tetap dibaca mudharabah.
Tak salah memang,namun sebagai salah satu pegiat ekonomi syariah yang berinteraksi dengan “ilmu-ilmu ekonomi (muamalah)” terasa ada yang kurang untuk mengkomunikasikan universalitas ekonomi syariah kepada masyarakat banyak. Masyarakat kita yang plural memang membutuhkan waktu panjang untuk mengkomunikasikan ekonomi Islam yang sesuai dengan tuntunan muamalah yang sebenarnya.
Bagi kita, ketika menerapkan ajaran-ajaran Islam kita tidak bisa menerapkan seratus persen, karena pada hakikatnya syariat kita juga diturunkan secara tadarruj (berangsur-angsur), tidak dalam satu waktu dan konteks yang cepat. Paling tidak Nabi Muhammad menyampaikian ajaran Islam hingga ayat terakhir “al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu nikmati waroditu lakumulislam dina” membutuhkan waktu 23 tahun. Islam diturunkan sedikit demi sedikit disesuaikan dengan kondisi umat islam berada.
Untuk itu tidak ada salahnya sosilalisasi ekonomi Islam masih tetap dilakukan untuk kemashlahatan umat Islam, baik ekonomi islam sebagai gerakan maupun ekonomi islam sebagai sebuah sistem ekonomi yang berlaku untuk semua manusia dan segala alam semesta.
Problematika semacam itulah yang kemudian memaksa IAIN untuk membuka prodi perbankan syariah dan ekonomi Islam untuk mempersiapkan SDM ekonomi Islam yang handal dan sesuai dengan teori-teori muamalah sekaligus tidak bertentangan dengan dinamika ekonomi konvensional.
Dunia ilmu memang tidak berbanding lurus dengan dunia kerja. Kampus banyakmengumbar teori meski di sana sini masih perlu dilakukan penyesuaian antara dua kutub, langit dan bumi. Sebaliknya banyak pegiat ekonomi syariah yang karena kurang kajian dan teori kemudian menyimpang dari grand teori ekonomi syariah.
Melalui magang yang dilakukan,mahasiswa diyuntut untukmemperhatikan beberapa hal yang akan dilaksanakan.
Pertama, jadikan magang sebagai wahana miniatur lembga keuangan yang pada akhirnya bisa menghantarkan mahasiswa memahami sekaligus bisa mencarikan solusi akan berbagai persoalan riil di lembaga ekonomi syaraiah. Fakta membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang di akhir magang kemudian ditawari untuk mengajukan lamaran kerja ke lembaga di mana mereka magang. Kepercayaan ini yang selanjutnya dibangun oleh para peserta PPL agar bisa menggaet minat dan perhatian para pelaku ekonomi syaraiah di tempat-tempat se antero negara ini.
Kedua, magang harus dijadikan sebagai media penelitian guna penelitian lebih lanjut. Ketika mereka menemukan persoalan-persoalan menarik di lembaga Keuangan Syariah inilah yang seharusnya kemudian dijadikan sebagai bahan penulisan tugas akhir, proposal EI.
Ketiga, mnagang harus mampu merubah image peserta bahwa kerja di perusahaan berbasi pada kompetensi masing-masing. Tak ada mustasnayat (pengecualian) tak ada pembedaan, yang ada adalah bagaimana seluruh karyawan harus bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing. Untuk itu diharapkan peserta magang harus bisa menampilkan rapi, ramah dan rupawan. Rapih berarti performance sebagai karyawan harus ditampilkan secara serius dan meyakinkan, sehingga image customer tidak berubah dari karyawan beneran dan karyawan sementara. Ramah berarti bahwa seorang karyawan harus ramah dengan siapa saja, sesama karyawan, kepada nasabah dan seluruh tamu yang menghadiri institusi keuangan yang dimiliki. Dan rupawan mengandaikan bahwa seorang karyawan lembaga keuangan dituntut untuk bisa tampil maksimal untukkepuasan nasabah.
Itulah paling tidak tiga hal yang harus diperhatikan bagi sdr-sdr yang akan melakukan magang di berbagailembaga keuangan syariah di Semarang dan kota-kota sekitar. Selamat bagi mahasiswa.
(Disampaikan pada acara Pembekalan Magang/PPL mahasiswa prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 26 Januari 2011, di ruang sidang Fakultas).

Tidak ada komentar: