Total Tayangan Halaman

Rabu, 15 Juni 2011

MEMINIMALISIR PRAGMATISME BANK SYARIAH


Bank Syariah di Indonesia dinilai masih belum membumi di kalangan masyarakat. Untuk itu diperlukan sosialisasi yang serius kepada masyarakat di Indonesia oleh seluruh komponen peminat Bank Syariah baik pelaku, peminat dan pengkaji Bank Syariah termasuk di kalangan Perguruan Tinggi. Demikian disampaikan oleh Dekan fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Imam Yahya, MA. Pada acara Talkshow “Selamat Tinggal bank Konvensional” dan Memorandum of Understanding (MOU) IAIN Walisongo Semarang dengan PT BNI Syaria, pada kamis 16 Juni 2011.

Talkshow yang dibuka oleh Rektor IAIN Walisongo, Prof. Dr. Muhibbin Noor, MA. Ini menghadirkan Praktisi BNI Syariah Jakarta Abu Muhammad al-Jambi dan Ketua Prodi Ekonomi Islam Fakultas Syariah Dr. Ali Murtadlo, MA. Judul yang terpampang dalam talkshow “Selamat Tinggal Bank Konvensional” ternyata mampu menyedot banyak peserta baik dari dosen dan mahasiswa Fakultas Syariah juga banyak dihadiri oleh praktisi perbankan Syariah. Di antaranya pimpinan Bank Syariah Mandiri Cab Semarang, Kepala BTN Syariah cab Semarang, Kepala Bank Syariah Mega Indonesia Cabang Semarang, perwakilan dari BMT dan BPR Syariah se wilayah Jaw Tengah, serta dosen dan karyawan IAIN Walisongo Semarang.

Penulis buku “Selamat Tinggal bank Indonesia” Abu Muhammad menyatakan bahwa seharusnya akademisi Fakultas Syariah harus menjadi pelopor dalam pengembangan dan penelitian tentang dinamika perbankan syariah di masyarakat. Buku yang diterbitkan merupakan ungkapan hati penulis yang selama 15 tahun berkecimpung di bank konvensional dan kemudian insyaf 8 tahun belakangan beralih ke bank syariah. Dengan bank syariah hati menjadi tenteram, harta menjadi barokah, dan bias beribadah secara syariah.

Apa yang diminati oleh masyarakat tentunya akan berdampak positif pada keberlangsungan bank Syariah. Penelitian Dr. Ali Murtadho menyatakan bahwa konsumen bank syariah masih mengandalkan nasabah idologis, sekitar 60 %, selebihnya diprediksi dari masyarakat pemahaman agamanya bersifat pragmatis dan substantive.

Ketua Prodi Ilmu Perbankan Syariah Fakultas Syariah , Drs. H. Wahab, MM mengaharpkan kegiatan ini bias ditindak lakjuti dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada program yang win-win solution. Kampus membutuhkan kesediaan bankBNI Syariah untuk magang dan penelitian yang akan dilakukan oleh kantor.

Talkshow ini memberikan perpektif lain bagi para pecinta ilmu ekonomi Islam, bahwa ekonomi Syariah harus disosialisasikan dengan benar kepada seluruh lapisan masyarakat. Setelah sosialisasi dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan mempraktekkan pembukaan rekening di bank Syariah, bias BNI Syariah, Bank Syariah Mega Inmdonesia, BTN Syariah maupun di beberapa BPR Syariah.*)

Tidak ada komentar: