Tim Syariah
Salah satu Dosen fakultas Syariah IAIN Walisongo, Drs. KH Slamet Hambali, M.Si., yang juga ketua Lajnah Falakiyyah Jawa Tengah menemukan metode baru menentukan arah kiblat. Metode baru temuan ini dinamakan Metode Slamet Hambali. Sebab belum ditemukan oleh siapapun alias murni dari gagasannya.
Metode ini tergolong cukup sederhana, karena hanya dengan teknik pembuatan sudut kiblat memakai segitiga siku-siku dan memanfaatkan bayangan matahari. Cara ini dapat mengetahui arah kiblat dari tempat yang kita inginkan,
Hal disampaikannya usai mengikuti seminar pengujian tesisnya yang berjudul “Uji Akurasi Metode Penentuan Arah Qiblat dengan Segitiga Siku-Siku dari Bayangan Matahari” di Aula I lantai II Kampus I IAIN Walisongo Semarang. Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Syariah Dr Imam Yahya dan diberi sambutan panjang oleh oleh Rektor IAIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MA.
Penemuan besar ini lansung direspon Dekan Fakultas Syariah, dengan didaftarkan sebagai hak paten. “Penemuan ini sangat sederhana tapi luar biasa. Arah kiblat bagi umat Islam adalah hal yang mendasar, karena sebagai salah satu syarat sahnya ibadah,” ujarnya kepada wartawan.
Pihaknya juga langsung meluncurkan Pusat Layanan Falak (Puslafalak) di kampusnya. Lembaga itu didedikasikan melayani umat untuk membantu menentukan arah kiblat. “Kaum muslimin banyak yang masih bingung menentukan arah kiblat secara tepat, seperti saat pembangunan masjid atau mushola. Kami berharap PLF bisa memberi solusi,” paparnya.
Senada dengan Imam Yahya, Ketua Program Ilmu Falak IAIN Walisongo, DR Arja’ Imroni,, mengatakan, pihaknya berencana menjadikan tesis itu menjadi buku agar bisa dipelajari masyarakat luas. “Kami sangat menghargai setiap penemuan dosen, terutama yang menunjang keilmuan di Fakultas Syariah,” tuturnya.
Ia menerangkan, sebetulnya ada banyak cara menentukan arah kiblat. Biasanya yang digunakan masyarakat adalah ancar-ancar atau perkiraan saja dengan alat bantu kompas. Tentulah belum pasti akurat.Selain itu, ada alat bernama rubu’ mujayyab yang cukup akurat. Namun satuan sudut dalam tabelnya kurang detail karena hanya mencakup satuan menit saja.”
Sedang cara lainnya menggunakan Theodolit dan GPS bisa menghasilkan arah kiblat yang akurat. Hanya saja alat tersebut cukup mahal dan tidak banyak orang yang dapat mengoperasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar